Minggu, 26 Mei 2019

TIM MOBIL LISTRIK UNY


Sebuah Metafora dari Kerja Keras, Ide, dan Emosi yang Terkuras

Februari 2018
            Berawal dari suatu sore di hari kamis di akhir bulan Februari di tahun 2018, sebuah usulan untuk membuat suatu produk unggulan Fakultas Teknik berupa Mobil Listrik tercipta. Dan dalam waktu dekat sebuah rapat perdana pun dimulai.
            Bertempat di JPTM FT UNY rapat itu berlangsung. Sebuah bayangan awal berupa mobil dengan kapasitas 2 orang penumpang. Dengan struktur organisasi awal yang terdiri dari 5 orang Dosen Pembimbing dan 21 orang mahasiswa dan terbagi atas 6 Divisi (Chassis, KRS, Body, Machinning, Electrical, Interior, dan Motor Listrik). Serta tak lupa dengan matriks yang menyatakan bahwa Deadline yang diberikan hanya sampai Bulan Juli 2018.
 
Maret s/d Juni 2019
            Perkuliahan seperti hari biasa tetap berlangsung. Namun, tugas yang telah kami emban di Tim Mobil Listrik, tetap pula kami jalankan. Periode ini adalah masa-masa dimana kami sering melakukan survey-survei ke berbagai tempat di penjuru DIY bahkan hingga sampai ke luar wilayah DIY suapaya dapat membuat Rencana Anggaran Belanja atau RAB yang nantinya akan dimuat dalam Proposal Pengajuan dana ke Fakultas.
            Untuk Divisi Chassis serta divisi lainnya tidak ada yang mengalami masalah. Kecuali pada Divisi Body dan pada Divisi Interior. Untuk Divisi Body, mereka kesulitan dalam mencari pintu yang nantinya akan dijadikan patokan dalam pembuatan Mobil Listrik nantinya. Mereka mencarinya bahkan hingga ke bumi Magelang. Namun, pintu itu tak kunjung didapatkan.
            Untuk Interior sendiri, berbekal petunjuk dari dosen, untuk mencari jok di daerah Wonosari, mereka berangkat untuk melaksanakan kewajiban yang mereka emban. Tapi, seperti nasib Divisi Body, jok yang dicari-cari tersebut belum bisa didapatkan. Tak tahu rimbanya. Wonosari sudah menjadi seperti Segitiga Bermuda. Dengan jok mobil sebagai salah satu misterinya.
            Titik terang akhirnya muncul. Divisi Body mendapatkan pintunya. Milik Daihatsu Ayla. Didapatkan di Daerah Godean. Serta Jok Mobil didiapatkan oleh Divisi Interior di bulan Juli. Dengan spesifikasi milik Honda Civic Excellent tahun 1983.

Juni 2018
            Ketika Divisi yang lain sedang membuat RAB dan melakukan survey secara Door to Door, kompas milik Divisi Desain mengarah ke arah sebaliknya. Dengan segala inspirasi dan imajinasi yang ada dalam pemikiran mereka, mereka mencoba menggambarkan dan menginterpretasikan lewat gambar 3D yang mereka buat dengan Solid Works.
            Selama bulan Ramadhan di tahun 2018 pula bukan hanya kesabaran mereka yang diuji. Namun, juga pemikiran-pemikiran mereka serta bagaimana mereka menuangkannya dalam gambar kerja yang mereka buat.
            Sekitar H-3 atau H-2 Hari Raya Idul Fitri Desain Chassis pun akhirnya selesai. Menurut kami, benda tersebut tak lebih kurang dari sebuah Peta Peperangan yang akan kami hadapi.


Juli 2018
            Hari Raya Idul Fitri telah terlewati. Dan hal itu berarti babak baru perjalanan Tim Mobil Listrik FT UNY dimulai. 2 bulan liburan kami habiskan untuk membuat Chassis mobil listrik. Bahan baku ISTW dibawakan langsung dari Semarang. Namun, beberapa kendala pula sempat kami alami. Seperti terjadinya Miss Communication antara Divisi Desain dengan Divisi Chassis. Sehingga bentuk Chassis tidak sesuai dengan yang diingunkan. Serta ada beberapa bahan baku yang harus dibentuk oleh pihak luar. Contohnya pada saat membuat lengkungan pada bahan baku Chassis.
            Divisi Machinning juga sudah memulai pergerakan mereka. Mereka mulai membuat bracket-bracket serta kebutuhan-kebutuhan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang Mobil Listrik lainnya. Divisi Machinning berkuasa atas Mesin Bubut dan Mesin Milling di Bengkel Teknik Mesin.
            Memotong, mengikis, melubangi, serta membuat ulir tak ayal mereka lakukan dengan lincah. Perlahan namun pasti, setiap gambar yang diberikan oleh Divisi Desain mulai jadi kenyataan di tangan Divisi Machinning.
            Pada bulan yang sama pula, kekhawatiran Divisi Interior pun terjadi. Bahwa jok yang telah mereka beli, tidak sesuai dengan Desain yang dibuat. Ukuran lebar jok terlalu besar 8 cm dari Desain yang dibuat. Memaksa Divisi Interior untuk memutar otak untuk mengatasi masalah ini. Akhirnya dengan bantuan Divisi Chassis, Divisi Interior melakukan pemotongan pada rangka jok yang telah mereka dapatkan. Serta tak lupa menitipkan jok pada Tukang Jok untuk dilakukan sedikit modifikasi. Pada busa serta Cover Jok yang mereka miliki.
            Pada akhirnya Pintu mobil milik Divisi Body di assembly oleh Divisi Chassis. Jok menyusul kemudian untuk menambah tingkat ke akuratan pembuatan Chassis di hari-hari berikutnya
            Di bulan ini pula Divisi Body mendapat perintah baru dari para Dosen, yaitu membuat miniatur mobil untuk dipamerkan. Dosen pula yang menyarankan untuk menggunakan malam sebagai bahan bakunya. Dengan begitu Divisi Body harus berpikir dua kali untuk bersantai-santai. Meskipun pintu mobil telah mereka dapatkan dan Divisi Desain masih belum berhenti berimajinasi dalam memikirkan Body Mobil Listrik untuk nanti.

Agustus 2018
            Divisi Body, Chassis, Interior, Machinning, dan Desain sudah masuk dalam permainan. Dan di bulan ini, giliran Divisi KRS memulai langkah pertama mereka. Gardan yang telah mereka dapatkan dari Bengkel Garuda segera di assembly ke Chassis yang telah hampir jadi. Ditambah dengan Komponen Steering seperti Ball Joint dan Knuckle serta Suspensi yang telah mereka dapatkan jauh-jauh hari.
            Mereka memasang seluruh komponen tersebut dengan hati-hati dan penuh ketelitian dengan dibantu oleh Divisi Chassis dalam pemasangan serta Divisi Machinning dalam hal Bracket serta komponen-komponen lainnya. Apakah Divisi KRS tidak mendapatkan masalah pada setiap langkah yang mereka buat? Tentu saja tidak. Nantinya mereka akan menyadari bahwa mereka berjalan menuju sebuah Labirin permasalahan.
            Pada akhir Agustus Chasssis Mobil Listrik FT UNY telah keluar dari kandangnya, yaitu Bengkel Teknik Mesin FT UNY lengkap dengan roda-rodanya.
Oktober 2018
            Kami menyadari bahwa permainan kami sudah semakin jauh dan semakin membuang-buang waktu. Kami perlu berbenah dan memperbaiki diri. Kesadaran akan waktu kami yang telah banyak terbuang dan sebuah tantangan baru tang tiba-tiba saja muncul di hadapan kami semua. Sebuah Deadline baru. Tertanggal 7 Februari 2019. Yang tak lain dan tak bukan adalah hari Dies Natalis FT UNY.
            Sebuah rapat pertemuan segera kami laksanakan. Yang mana menghasilkan kesepakatan yang berisi target dari tiap Divisi yang harus terpenuhi. Sebuah Matriks target Tim Mobil Listrik FT UNY pun akhirnya tercipta. Sebuah tantangan baru yang harus kami hadapi.
            Di bulan ini juga 2 Anggota dari Tim Mobil Listrik FT UNY meminta izin, restu, serta doanya kepada Anggota Tim lain untuk berkarya di tempat lain. Lebih tepatnya di Negeri Sakura nan Jauh itu.
            Pada bulan ini amunisi baru untuk Divisi Body juga sudah mulai tiba. Triplek, Sterofoam, lengkap dengan Lem nya telah didatangkan. Waktunya Divisi Body untuk merapatkan barisan. Mengambil komando untuk peperangan mereka yang sudah di depan mata.
            Bagaiamana dengan Divisi KRS? Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka juga sedang menuju “mata badai”. Knuckle yang mereka gunakan dipermasalahkan oleh Dosen Pembimbing. Menurut mereka Knuckle nya mempengaruhi radius belok mobil. Sehingga perlu diperbaiki lagi. Dengan cara apa? Membelah Knuckle tersebut kemudian menyambungnya kembali. Sebenarnya hal ini sudah pernah dilakukan dibantu oleh Divisi Chassis menggunakan Las TIG.
            Hal ini menjadi polemik di Tubuh Divisi KRS. Seperti Perseteruan anatara Golongan Muda dan Golongan Tua mengenai kapan Kemerdekaan Indonesia harus dilangsungkan.

November 2018
            Strategi pertama Divisi Body mulai dilaksanakan. Mmebuat cetakan dari Sterofoam untuk kemudian dilapisi oleh gypsum. Namun, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah membentuk Triplek sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Dan hal ini dibantu oleh pihak luar juga.
            Pada akhir November hampir seluruh anggota Tim Mobil Listrik FT UNY dikerahkan untuk membuat cetakan dari Sterofoam tersebut. Pada hari itu dan di malam itu, mendadak setiap orang menjadi “Batman”. Bekerja dari matahari menghilang hingga akhirnya bertemu matahari kembali. Untungnya pada tahapan ini berlangsung dengan lancar. Hingga akhirnya kami tumbang di pagi harinya.
            Tapi di kemudian hari kami menyadari. Bahwa pada cetakan mobil dari Sterofoam ini juga terdapat masalah. Mengenai bentuknya yang kurang pas. Karena Sterofoamnya yang ternyata mengalami kekurangan jumlah.

Desember 2018
            Setiap Divisi mulai semakin sibuk. Terutama Divisi Interior yang diberi titah baru. Membuat Dashboard dan Penutup untuk Dudukan Jok. Hal ini dimulai ketika pertengahan Desember. Namun, lagi-lagi Divisi Interior pun mendapatkan kendala. Lebih tepatnya permasalahan internal. Salah satu anggotanya keluar, satunya lagi mengurusi amanah lain, dan yang satunya lagi izin sementara untuk pulang ke kampung halaman. Alhasil proyek Divisi Interior Mangkrak.
            Sementara Divisi Body, sudah mulai memberi gypsum pada cetakan mereka. Sebuah awal dari tahapan yang paling panjang dari perjalanan Divisi Body. Karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran serta keleluasaan memakai Skrap. Ditambah keceptan kerja yang perlu ditingkapkan. Karena Gypsum sendiri akan cepat membeku bila tidak segera ditempelkan pada Cetakan. Seperti Jenderal Sudirman yang mulai bergerlya di Tanah Jawa semenjak Agresi Militer Belanda 2.

Januari 2019
            2018 telah terlewati. Namun, tugas dan amanah tetap dijalani. Setelah melewati masa UAS, kami mulai menerapkan aturan main baru dalam bekerja. Menggunakan sistem Shift seperti yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan professional. 2 minggu jatah liburan kami, kami habiskan untuk mengabdi pada tanggung jawab kami.
            Untuk Divisi Interior sendiri, anggotanya sudah mulai lengkap kembali. Dan mulai menyesuaikan diri dengan aturan yang baru. Kembali bergerak untuk melajutkan apa yang pernah mereka tunda dulu. Lebih tepatnya bangkit dari “tidur lama” yang telah mereka jalani.
            Untuk Divisi Body masih berjibaku dengan gypsum dan detailing. Membuat Foglamp dengan teknik Improvisasi dan membuat lekukan-lekukan pada cetakan Body bukanlah perkara yang mudah. Mengaduk gypsum dan mengamplas bagian cetakan body sudah seperti menjadi bagian dari hidup mereka. Mereka (Divisi Body) memperlakukan cetakan body seperti anak mereka sendiri.
            Seluruh tim memusatkan konsentrasinya pada pekerjaan Divisi Body. Divisi Body yang awalnya hanya memiliki 10 tangan dari 5 orang menjadi memiliki banyak tangan seperti Gurita. Dan seluruh tangan ini bertugas untuk menjangkau seluruh sisi dari cetakan mobil hingga pada tingkatan detail. Setiap retakan, lekukan, atau tonjolan yang tidak dinginkan tidak bisa di toleransi. Perfect is Our Goal.
                        Belum selesai permasalahan di Divisi Body, kami kembali ditimpa musibah kembali. Controller pada Mobil Listrik rusak. Kemungkinan penyebabnya karena Overload karena Fuse dalam keadaan baik. Dan Controller terpaksa harus beli lagi. Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah nasib kami bulan ini.

            Di bulan ini pula kami menyadari. Target yang telah disepakati tidak dapat dikejar lagi. Kata mustahil dan tidak percaya diri mulai mampir dalam diri kami. Dan sesuai dugaan kami. Kami memang tidak mampu untuk mencapai hal itu. Tembakan kami, meleset dari target.
            Akhir bulan ini perkuliahan kembali dimulai. Namun, pertanggung jawaban kami mulai dipertanyakan. Tanda tanya besar dihadapkan pada kami. Dan mereka bertanya mengenai kesanggupan kami.

Februari 2019
            Singkat cerita kami gagal dalam memenuhi kewajiban kami untuk menyelesaikan proyek Mobil Listrik hingga 7 Februari 2019. Rasa kecewa, sedih, dan takut hinggap dan tak mau pergi dari diri kami. Atmosfer bengkel kami terasa suram dan berwarna abu-abu.
            Sebelumnya lewat negosiasi yang cukup panjang akhirnya kami diberi kesempatan lagi untuk berkarya kembali. Sebuah harapan baru untuk menyesaikan apa yang telah kami lakukan.
            Serta tak lupa pengawalan atas kami yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing menjadi makin ketat. Ini terbukti dari rapat-rapat koordinasi yang makin ditingkatkan frekuensinya.
            Usaha kami membuahkan hasil. Molding body berhasil kami buat. Tapi, kami tak punya waktu untuk berbangga berlama-lama. Kami harus selalu siap. Untuk menghadapi babak selanjutnya. Dengan level kesulitan yang pasti meningkat pula.

Maret 2019
            Cetakan minus untuk body atau Molding telah selesai dibuat. Di awal bulan ini juga Mock Up dari Dashboard an Penutup Dudukan jok telah selesai. Dan siap untuk dicetak. Kesulitan yang kami alami, adalah saat melepaskan Fiber dari cetakan. Karena bila campuran Gelcoatnya tidak seimbang, maka hal ini nantinya akan menyulitkan Fiberglass ketika ingin dilepas.
            Mock Up dari Body terpaksa kami hancurkan berkeping-keping supaya kami mendapatkan Molding dari body. Nasib yang sama juga dialami Mock Up dari Penutup Dudukan Jok. Kini kedua Mock Up tersebut hanya menyisakan kenangan bagi kami.
            Pada bulan ini kami mempercepat pergerakan kami. Seperti sapi yang berlari di lintasan Karapan Sapi. Segera cetakan Plus atau Body sebenarnya dari Mobil Listrik kami buat. Menyusul kemudian Dashboard dan Penutup Dudukan Jok. Dengan modal amunisi yang tersisa kami mencoba untuk menjawab tantangan yang ada  di depan kami. Memakai uang pribadi hingga hidup berhutang telah kami jalani untuk tahapan yang satu ini.
            Tapi kami tidak mau menyerah. Dan kami tidak mau berhenti. Kami harus menyelesaikan apa yang telah kami lakukan sebelumnya. Ini harus selesai dan mesti diselesaikan.
April 2019
            Cetakan Plus Body selesai dibuat. Begitu pula dengan Molding Dashboard dan Penutup Dudukan Jok milik Divisi Interior. Pada akhir bulan ini kami juga sudah memulai untuk assembly satu per satu komponen. Satu per satu Puzzle misteri yang disebut Mobil Listrik mulai kami susun.
            Proses assembly ini juga memakan waktu yang lama. Menyesuaikan produk yang dikeluarkan oleh pabrik, dengan barang buatan sendiri bukanlah hal yang mudah. Terkadang pada proses inilah kami menyadari ketidaksesuaian antara barang yang kami buat dengan Sparepart yang kami beli. Yang memaksa kami untuk berkali-kali melakukan rekayasa terhadap Mobil Listrik yang kami buat. Contohnya adalah assembly pintu yang memakan waktu hingga 2 minggu lebih.
            Divisi Electrical juga mulai kembali menunjukkan taringnya. Mereka mulai menyusun kabel-kabel berbagai warna untuk membuat pelangi yang dinamakan Wiring Diagram Mobil Listrik FT UNY. Solder, multimeter, kabel jumper dan berbagai pelapis kabel menjadi “bedil” di tangan mereka. Menjadi modal untuk berkarya sekaligus senjata untuk menjawab tantangan. Siang malam mereka bekerja. Dan lompatan listrik yang sesekali muncul telah menjadi kawan mereka.
            Angin berputar ombak menggulung. Itulah keadaan kami saat ini. Kami terus mencari jalan keluar dari permasalahan yang kami hadapi selama proses assembly.
            Di tengah-tengah proses assembly ini juga kami memulai proses pembuatan kaca pada Mobil Listrik. Tiga minggu. Kata yang membuat kami cukup galau dibuatnya.
            Proses pendempulan pada Body dan Dashboard mobil juga masih berlangsung. Kata kesempurnaan yang kami kejar tak ubahnya seperti hama pada kebun yang tak kunjung hilang. Proses ini memakan waktu yang cukup lama. Divisi Body dan Divisi Interior terus mengoreksi langkah-langkah yang mereka buat. Tiap, olesan dan gosokan yang dibuat oleh amplas mereka tak boleh menyisakan hal yang bernama kesalahan. Bahkan hingga kami terpaksa mendatangkan bantuan dari luar karena kekurangan kami untuk pendempulan pada Body Mobil Listrik.
            Tahap selanjutnya dari tahapan pendempulan adalah proses pengecatan. Pun dalam proses pengecatan bukanlah hal yang main-main. Satu butir debu pun tak boleh ada di Body Mobil Listrik nantinya. Proses pengecatan kami lakukan di bengkel jurusan Otomotif. Untuk kesekian kali lagi kami bekerja di malam hari. Melawan dinginnya udara malam serta membelah kehenigan malam.
            Di akhir bulan ini, proses pengecatan, pemasangan stiker dan pemasangan kaca telah kami selesaikan. The Exterior was Done. And now, its time to The Interior.

Mei 2019
            Setiap Divisi sudah mulai selesai pada tugasnya masing-masing. Kecuali untuk Divisi Electrical dan Interior. Motor Listrik dan Electrical Body harus segera selesai diselesaikan. Begitu pula untuk bagian Interior harus segera diselesaikan.
            Untuk sementara pada tahapan ini, mobil terpaksa kami “culik” dan dibawa ke Daerah Seyegan, Sleman. Untuk kami beri sentuhan klasik yang akan kami berikan dengan teknik terbaik. Waktu pengerjaan? Tentu saja kami lakukan pada malam hari.
            Dan karena ini sudah bulan Mei, maka tak terasa Bulan Ramadhan kembali menyapa kami. Dari Ramdhan bertemu Ramdhan kembali. Mobil Listrik belum bisa dinyatakan selesai.
            Pada pertengahan Mei, mobil sudah bisa dibawa pulang kembali ke UNY. Namun, sekali lagi kami nyatakan pekerjaan kami belum selesai. Kami masih bekerja sambil menghitung hari kapan Mobil Listrik FT UNY akan dipamerkan pada acara Dies Natalis UNY yang ke-55 di GOR FIK UNY. Pengerjaan belum selesai bahkan ketika saya menulis tulisan ini di Basecamp mobil listrik. 


            Meskipun Berbagai Halangan, Rintangan, serta Keraguan terus Menghampiri Kami. Namun, Garis Finish Itu Tak Mau Pergi dari Pandangan Kami.
Perang Datang Silih Berganti. Tapi Prajuritku Tetap Abadi.

Senin, 06 Agustus 2018

Pengertian Von Mises

Pada banyak software simulasi hampir semua memperlihatkan Von Mises sebagai default perhitungan stress. Mengapa demikian? Apakah itu Von Mises?


Von Mises stress dianggap aman untuk melakukan desain. dengan menggunakan Von Mises, insinyur desain bisa menyatakan apakah benda yang didesainnya akan gagal atau tidak. Apabila nilai Von Mises stress lebih rendah dari strength material makan desain akan aman.

Teori distorsi energy

Konsep dari Von Mises berawal dari teori distorsi energi. Teori ini berasal dari perbandingan 2 energi yaitu energi distorsi pada kasus actual dan pada kasus simple tension saat failure. Failure akan terjadi ketika distorsi energi aktual lebih dari distorsi energi saat simple tension

Minggu, 05 Agustus 2018

Perbedaan antara Isotropik dan Orthotropik

Perbedaan Kunci - Isotropik vs Orthotropik 
 
Dalam ilmu material, kedua istilah "isotropik" dan "orthotropik" terkait dengan sifat mekanik dan termal sepanjang tiga arah, tapi ada perbedaan yang jelas antara kedua istilah ini. Perbedaan antara bahan isotropik dan orthotropik adalah bahwa isotropik memiliki nilai yang sama untuk sifat mekanik dan termal ke segala arah, dan orthotropik berarti tidak memiliki nilai yang sama di segala arah.  

Apa itu Bahan Isotropika?
Arti "isotropi" seragam di segala arah; Istilah ini berasal dari dua kata Yunani

"isos"

(sama) dan "tropos" (jalan). Istilah ini digunakan di banyak daerah, dan artinya sedikit berubah tergantung pada bidang subjek. Sifat mekanis bahan isotropika tidak bergantung pada arah; Dengan kata lain mereka memiliki nilai yang identik ke segala arah. Kaca dan logam adalah dua contoh bahan isotropik . Contoh sifat bahan isotropika
: Densitas
Modulus Elastisitas Koefisien ekspansi termal
  • Rasio Poisson
  • Modulus Elastisitas Shear
  • Damping
  • Kekuatan Hasil
  • representasi 3D kristal cair dalam keadaan isotropik
  • Apa itu Bahan Orthotropic?
    Bahan orthotropik memiliki sifat material yang berbeda di sepanjang tiga sumbu tegak lurus (aksial, radial dan keliling). Secara umum, bahan ini orthotropik dan tidak homogen. Contoh paling umum untuk bahan orthotropik adalah kayu
Apa perbedaan antara Isotropik dan Orthotropik?

: Bahan dikatakan isotropik jika sifat mekanik dan termalnya sama di semua arah.

Bahan Orthotropik

Material :
Bahan orthotropik jika sifat mekanik dan termalnya berbeda dan independen pada ketiga tapak. Bahan Isotropik Bahan isotropika memiliki nilai unik untuk sifat material seperti kerapatan, modulus elastisitas, koefisien ekspansi termal, rasio Poisson, redaman, rendemen kekuatan, dll.

Bahan orthotropik tidak memiliki nilai unik untuk sifat material di seluruh material.

Struktur Mikroskopis

Bahan isotropika: Bahan isotropika bisa homogen atau tidak homogen.
Bahan Orthotropic: Secara keseluruhan, bahan orthotropik tidak homogen.
Bahan isotropika: Bahan isotropika memiliki jumlah simetris pesawat yang tak terbatas.
Bahan Orthotropic: Bahan orthotropik memiliki tiga bidang (atau sumbu) simetri.

Contoh Bahan Isotropik dan Orthotropik

Bahan isotropika: G lass, logam
Bahan Orthotropik: W ood, banyak kristal dan bahan gulung. 


sumber :
https://id.esdifferent.com/difference-between-isotropic-and-orthotropic

Senin, 09 Juli 2018

SAE DAN API ADALAH

SAE
Definisi SAE menurut SAE Internasional adalah singkatan dari Society of Automotive Engineer sebagai identifikasi dari kekentalan oli. SAE sendiri adalah suatu asosiasi yang mengatur standarisasi di berbagai bidang seperti bidang rancang desain teknik dan manufaktur.
Pada kemasan oli akan tertulis SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50. Huruf W yang terletak di belakang angka merupakan singkatan dari ‘Winter’. Formulasi oli disesuaikan untuk musim dingin dan panas, sehingga saat suhu mobil dingin olinya tidak mengental. Oleh karena itu, angka paling depan adalah tingkat kekentalan oli pada suhu dingin dan angka setelah W atau paling belakang adalah tingkat kekentalan oli ketika mesin dalam kondisi bekerja atau sudah panas. Semakin besar angkanya maka semakin kental oli pada kondisinya. Semakin dingin suhu suatu wilayah, maka semakin encer tingkat kekentalannya, biasanya pada angka SAE 5W-35. Sedangkan tingkat kekentalan yang tepat untuk Indonesia sebagai negara beriklim tropis adalah pada angka SAE 10W-30 sampai pada angka SAE 15W-50.


API
API yang merupakan singkatan dari American Petrolium Institute merupakan sebuah kode standar yang menentukan kualitas oli. Pada kemasan oli kita akan melihat kode API dengan 2 tambahan alfabet huruf dibelakangnya misalnya “API SN” atau “API CH”. Huruf pertama untuk menentukan jika jenis kendaraan bensin atau gasoline dilambangkan dengan kode S, sedangkan mesin diesel menggunakan kode C. Pada alfabet kedua menjelaskan kualitas yang terbaru dari oli. Misalnya API SG dan API SN, API SN merupakan jenis oli yang lebih baru dan biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan API SG. Semakin baru oli maka kode alphabet akan semakin jauh. Oli yang digunakan pada mobil-mobil keluaran tahun yang lebih baru akan menggunakan oli dengan kode pada alfabet keduanya yang mendekati huruf Z. Untuk mobil keluaran lama tidak dianjurkan untuk menggunakan oli keluaran terbaru. Hal ini disebabkan karena mesin mereka tidak dirancang untuk menerima tingkat kekentalan oli tertentu.
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih

FACTOR OF SAFETY (FOS) Dalam Aplikasi Perencanaan

Faktor Keamanan (Safety factor) adalah faktor yang digunakan untuk méngevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya dengan dimensi yang minimum Joseph P Vidosic (“ Machine Design Projects”)
-> Faktor KeamananSafety Factor (sf) berdasarkan tegangan luluh adalah
• sf = 1,25 – 1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapat ditentukan dengan pasti
• sf = 1,5 – 2,0 : bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan beban dan tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah.
• sf = 2,0 – 2,5 : bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan batasan beban yang diketahui.
• sf = 2,5 – 3,0 : bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Pada kondisi beban dan tegangan rata-rata.
• sf = 3,0 – 4,5 : bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan lingkungan yang tidak pasti.
• Beban berulang : Nomor 1 s/d 5
• Beban kejut : Nomor 3 – 5
• Bahan Getas : Nomor 2 – 5 dikalikan dengan 2

Dobrovolsky (“Machine element”)
-> Faktor KeamananSafety Factor berdasarkan jenis beban adalah :
• Beban Statis : 1,25 – 2
• Beban Dinamis : 2 – 3
• Beban Kejut : 3 – 5

TIM MOBIL LISTRIK UNY

Sebuah Metafora dari Kerja Keras, Ide, dan Emosi yang Terkuras Februari 2018             Berawal dari suatu sore di hari kamis di ...