Senin, 06 Agustus 2018

Pengertian Von Mises

Pada banyak software simulasi hampir semua memperlihatkan Von Mises sebagai default perhitungan stress. Mengapa demikian? Apakah itu Von Mises?


Von Mises stress dianggap aman untuk melakukan desain. dengan menggunakan Von Mises, insinyur desain bisa menyatakan apakah benda yang didesainnya akan gagal atau tidak. Apabila nilai Von Mises stress lebih rendah dari strength material makan desain akan aman.

Teori distorsi energy

Konsep dari Von Mises berawal dari teori distorsi energi. Teori ini berasal dari perbandingan 2 energi yaitu energi distorsi pada kasus actual dan pada kasus simple tension saat failure. Failure akan terjadi ketika distorsi energi aktual lebih dari distorsi energi saat simple tension

Minggu, 05 Agustus 2018

Perbedaan antara Isotropik dan Orthotropik

Perbedaan Kunci - Isotropik vs Orthotropik 
 
Dalam ilmu material, kedua istilah "isotropik" dan "orthotropik" terkait dengan sifat mekanik dan termal sepanjang tiga arah, tapi ada perbedaan yang jelas antara kedua istilah ini. Perbedaan antara bahan isotropik dan orthotropik adalah bahwa isotropik memiliki nilai yang sama untuk sifat mekanik dan termal ke segala arah, dan orthotropik berarti tidak memiliki nilai yang sama di segala arah.  

Apa itu Bahan Isotropika?
Arti "isotropi" seragam di segala arah; Istilah ini berasal dari dua kata Yunani

"isos"

(sama) dan "tropos" (jalan). Istilah ini digunakan di banyak daerah, dan artinya sedikit berubah tergantung pada bidang subjek. Sifat mekanis bahan isotropika tidak bergantung pada arah; Dengan kata lain mereka memiliki nilai yang identik ke segala arah. Kaca dan logam adalah dua contoh bahan isotropik . Contoh sifat bahan isotropika
: Densitas
Modulus Elastisitas Koefisien ekspansi termal
  • Rasio Poisson
  • Modulus Elastisitas Shear
  • Damping
  • Kekuatan Hasil
  • representasi 3D kristal cair dalam keadaan isotropik
  • Apa itu Bahan Orthotropic?
    Bahan orthotropik memiliki sifat material yang berbeda di sepanjang tiga sumbu tegak lurus (aksial, radial dan keliling). Secara umum, bahan ini orthotropik dan tidak homogen. Contoh paling umum untuk bahan orthotropik adalah kayu
Apa perbedaan antara Isotropik dan Orthotropik?

: Bahan dikatakan isotropik jika sifat mekanik dan termalnya sama di semua arah.

Bahan Orthotropik

Material :
Bahan orthotropik jika sifat mekanik dan termalnya berbeda dan independen pada ketiga tapak. Bahan Isotropik Bahan isotropika memiliki nilai unik untuk sifat material seperti kerapatan, modulus elastisitas, koefisien ekspansi termal, rasio Poisson, redaman, rendemen kekuatan, dll.

Bahan orthotropik tidak memiliki nilai unik untuk sifat material di seluruh material.

Struktur Mikroskopis

Bahan isotropika: Bahan isotropika bisa homogen atau tidak homogen.
Bahan Orthotropic: Secara keseluruhan, bahan orthotropik tidak homogen.
Bahan isotropika: Bahan isotropika memiliki jumlah simetris pesawat yang tak terbatas.
Bahan Orthotropic: Bahan orthotropik memiliki tiga bidang (atau sumbu) simetri.

Contoh Bahan Isotropik dan Orthotropik

Bahan isotropika: G lass, logam
Bahan Orthotropik: W ood, banyak kristal dan bahan gulung. 


sumber :
https://id.esdifferent.com/difference-between-isotropic-and-orthotropic

Senin, 09 Juli 2018

SAE DAN API ADALAH

SAE
Definisi SAE menurut SAE Internasional adalah singkatan dari Society of Automotive Engineer sebagai identifikasi dari kekentalan oli. SAE sendiri adalah suatu asosiasi yang mengatur standarisasi di berbagai bidang seperti bidang rancang desain teknik dan manufaktur.
Pada kemasan oli akan tertulis SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50. Huruf W yang terletak di belakang angka merupakan singkatan dari ‘Winter’. Formulasi oli disesuaikan untuk musim dingin dan panas, sehingga saat suhu mobil dingin olinya tidak mengental. Oleh karena itu, angka paling depan adalah tingkat kekentalan oli pada suhu dingin dan angka setelah W atau paling belakang adalah tingkat kekentalan oli ketika mesin dalam kondisi bekerja atau sudah panas. Semakin besar angkanya maka semakin kental oli pada kondisinya. Semakin dingin suhu suatu wilayah, maka semakin encer tingkat kekentalannya, biasanya pada angka SAE 5W-35. Sedangkan tingkat kekentalan yang tepat untuk Indonesia sebagai negara beriklim tropis adalah pada angka SAE 10W-30 sampai pada angka SAE 15W-50.


API
API yang merupakan singkatan dari American Petrolium Institute merupakan sebuah kode standar yang menentukan kualitas oli. Pada kemasan oli kita akan melihat kode API dengan 2 tambahan alfabet huruf dibelakangnya misalnya “API SN” atau “API CH”. Huruf pertama untuk menentukan jika jenis kendaraan bensin atau gasoline dilambangkan dengan kode S, sedangkan mesin diesel menggunakan kode C. Pada alfabet kedua menjelaskan kualitas yang terbaru dari oli. Misalnya API SG dan API SN, API SN merupakan jenis oli yang lebih baru dan biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan API SG. Semakin baru oli maka kode alphabet akan semakin jauh. Oli yang digunakan pada mobil-mobil keluaran tahun yang lebih baru akan menggunakan oli dengan kode pada alfabet keduanya yang mendekati huruf Z. Untuk mobil keluaran lama tidak dianjurkan untuk menggunakan oli keluaran terbaru. Hal ini disebabkan karena mesin mereka tidak dirancang untuk menerima tingkat kekentalan oli tertentu.
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Sociaty of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute). SAE adalah badan internasional yang indeks kekentalannya dipakai internasional. Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W. Menurut buku Motor Bensin Modern karya Wahyu Hidayat, ST terbitan 2012 oleh Rineka Cipta, kekentalan adalah besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Jika indeks SAE kecil berarti oli semakin encer. Artinya, kemungkinan oli untuk mengeras pada suhu rendah semakin kecil, hal ini berguna saat mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin. Oli tidak hanya harus sigap saat dinyalakan pada masa suhu dingin, tetapi juga wajib optimal saat mesin bekerja. Maka dari itu, oli yang biasa digunakan yaitu multigrade, artinya kekentalan menyesuaikan pada rentang temperatur tertentu. Penandaan ini diikuti angka indeks setelah huruf W, misalnya SAE 5 W-20, SAE 10 W–40, atau SAE 20 W–40. Bila angka setelah huruf W membesar berarti semakin kecil kemungkinannya menjadi kurus pada suhu panas API Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”. Biasanya pada mesin bensin, kode oli yang tertera SA, SB, SC, SD, SE, atau SF. Semakin besar menurut abjad huruf kedua berarti digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat (modern). Klasifikasi API untuk mesin bensin SA = Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). SB = Digunakan untuk mesin operasi ringan yang sedikit anti oxidant. SC = Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant. SD = Digunakan untuk mesin beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant, dan lain-lain. SE = Digunakan untuk mesin beroperasi sedang dengan mengandung resisting agent dan anti oxidant yang lebih banyak. SF = Tingkat aliran tinggi dengan pemakaisn daya tahan (resistance) tinggi. Klasifikasi API untuk mesin diesel: CA =Digunakan untuk mesin diesel operasi ringan. CB = Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang. CC = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan operasi temperatur sedang. CD = Digunakan untuk mesin diesel yang menggunakan turbocharger dengan kandungan sulfur sedikit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kode SAE dan API pada Kemasan Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2016/09/23/163500615/arti.kode.sae.dan.api.pada.kemasan.oli.mesin.
Penulis : Febri Ardani Saragih

FACTOR OF SAFETY (FOS) Dalam Aplikasi Perencanaan

Faktor Keamanan (Safety factor) adalah faktor yang digunakan untuk méngevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya dengan dimensi yang minimum Joseph P Vidosic (“ Machine Design Projects”)
-> Faktor KeamananSafety Factor (sf) berdasarkan tegangan luluh adalah
• sf = 1,25 – 1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapat ditentukan dengan pasti
• sf = 1,5 – 2,0 : bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan beban dan tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah.
• sf = 2,0 – 2,5 : bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan batasan beban yang diketahui.
• sf = 2,5 – 3,0 : bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Pada kondisi beban dan tegangan rata-rata.
• sf = 3,0 – 4,5 : bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan lingkungan yang tidak pasti.
• Beban berulang : Nomor 1 s/d 5
• Beban kejut : Nomor 3 – 5
• Bahan Getas : Nomor 2 – 5 dikalikan dengan 2

Dobrovolsky (“Machine element”)
-> Faktor KeamananSafety Factor berdasarkan jenis beban adalah :
• Beban Statis : 1,25 – 2
• Beban Dinamis : 2 – 3
• Beban Kejut : 3 – 5

TIM MOBIL LISTRIK UNY

Sebuah Metafora dari Kerja Keras, Ide, dan Emosi yang Terkuras Februari 2018             Berawal dari suatu sore di hari kamis di ...